.quickedit{ display:none; }

Minggu, 24 Juli 2016

DAPAT BEASISWA LUAR NEGERI


Pada postingan kedua sudah saya sungging singgung sedikit kalau saya dapet beasiswa. Benar, itulah yang membawa saya ke negara yang dikenal dengan julukan Down Under (turun ke bawah? apaan sih?!) ini. "Dapet beasiswa? Beasiswa apa? Kok bisa? Enak banget lo! Pengeenn… T T". Ngok..ngok..ngok… Kira-kira, demikianlah reaksi kawan-kawan ketika tahu saya dapet BS LN. Eitss…tahan dulu, tarik napas, saya mau bagi sedikit pengalaman dan tips, begini ceritanya…jreng, jreng.


Azas 1: Tidak ada yang sesederhana mie instant; rebus 3 menit, tiriskan, aduk bumbu, hidangkan.


Melbourne CBD and Yarra River
Seperti Malika si kedelai hitam yang dibesarkan dengan sepenuh hati, impianmu buat kuliah di luar negeripun harus diperjuangkan dengan segenap jiwa raga. Artinya, nyari beasiswa itu gampang! Dapetinnya yang sulit! Bwhahaha…. Well, dari awal lulus S1, saya sudah kepengen langsung bisa lanjut S2. Maunya sih di luar negeri, biar berasa kayak di luar negeri gitu. Ya iyalah! Berhubung dari keluarga sederhana, nggak mungkin saya nodong orang tua lagi buat biayain kuliah. Gaya pulak kau mau ke luar negeri! Alhasil satu-satunya cara ya gimana biar kuliah ada yang bayarin. Dan kalau bisa dibayarinnya full sampai ke akar-akarnya, eh.


Seperti yang saya bilang barusan, tidak ada yang instant. Strategi biar dapet beasiswa sudah saya jalankan sejak jaman S1. Dengan kemampuan akademik yang pas-pasan, saya usahain mati2an buat dapet IPK kepala tiga (alhamdulillah, meskipun cuma lewat2 dikit, serius). Tujuannya biar peluang untuk aplikasi BS tetap ada. Tapi jangan berkecil hati buat yang nilainya pas-pasan, kalau udah rejeki pasti tetap dapet kok, tergantung pemberi beasiswanya sih ;p. Tapi ya tetap harus diusahakan punya nilai bagus ya, karena sainganmu itu ribuan. Selanjutnya saya gencar mencari info, baik melalui internet maupun ikut seminar-seminar promosi gratis. Buatlah timetable dari semua jenis beasiswa yang berhasil kamu himpun; apa syaratnya, kapan deadline aplikasinya dan sebagainya. Cermati plus-minus dari setiap beasiswa. Di saat yang bersamaan, mungkin kamu bisa mengirim beberapa aplikasi beasiswa sekaligus. Ibarat menjaring ikan, tebarlah jala, kamu nggak akan pernah tau beasiswa mana yang akan menjadi takdirmu. 


Syarat aplikasi yang memakan waktu dan biaya seperti IELTS/TOEFL sudah harus jauh-jauh hari diamankan. Jangan udah mau mepet deadline baru luntang-lantung mempersiapkan sertifikatnya. Saya pribadi sampai harus ikut kursus TOEFL sekian bulan sehabis lulus S1 demi mendapatkan skor yang bisa diperhitungkan untuk aplikasi BS. Sertifikatnya bisa saya gunakan untuk apply ke beberapa BS. Banyaklah bertanya dan membaca info-info mengenai beasiswa ini. "Tapi jangan pulak tiap bentar kau tanya hal ecek-ecek yang infonya bisa kau cari sendiri di internet. Malas kau itu namanya. Kalau untuk itu aja udah malas kau, macam mana pulak mau masukin aplikasi." Gitu kata bang Lae dari Medan!


Azas 2; Tetap fokus, konsisten, SABAR dan DOA!


Flinders Street Station, Melbourne
Bukan sekali kirim, gagal, terus kamu nyerah! Kalau gagal, pelajari di mana letak kurangnya. Coba lagi, lagi dan lagi. Di sinilah titik perbedaan orang yang berhasil dengan gagal. Banyak kawan-kawan yang juga bermimpi buat dapetin BS LN. Tapi kemudian hanya sebatas mimpi tanpa berusaha mewujudkannya. Yang tetap fokus tinggal sedikit. Yang gagal tapi tetap mencoba lebih sedikit lagi. Hakikat perjuangan itu bukan saat kamu berhasil mendapatkan apa yang kamu cari, tapi saat kamu mampu bangkit lagi dari kegagalan. Kata pepatah Barat, the race doesn’t belong to the swift, but to those who can endure. Bukan soal siapa cepat, tapi yang mampu bertahanlah yang jadi pemenang. Jangan menyerah kalau katanya D’massive.   


Selama masa-masa perjuangan ini, kamu mungkin akan melewati waktu-waktu yang tidak menyenangkan, pengalaman-pengalaman pahit dan getir, omongan-omongan sana-sini dari orang yang skeptis dengan kamu yang menganggap kamu mungkin sedang mimpi di siang bolong. Sandungan sana-sini. Bahkan mungkin muncul rasa pesimis dalam dirimu sendiri. Percayalah, saya juga mengalami semua itu. Pesan saya cuma satu, bersabarlah. Yang terpenting, jangan lupa minta doa restu orang tua dan karib-kerabat. Gabungkan doa-doamu dan doa ayah bundamu. Biar makin moncer! Percaya deh sama Yang Di Atas. Tetap berprasangka baik. Rejeki nggak kemana, kamu akan dapat di saat yang tepat. Oh ya,…jangan lupa sedekah (dengan niat lillahi ta’ala), mudah-mudahan kita semakin didekatkan dan dimudahkan dengan rejeki kita. Amin.

Singkat cerita, setelah 3 tahun menanti, setelah berkali-kali gagal mencoba, mengalami kesulitan dan penderitaan di sana-sini dan hampir putus asa, akhirnya, suatu hari, tanpa pernah terbayangkan oleh saya (yang hidupnya biasa-biasa saja ini), dengan mengucap ALHAMDULILLAH, saya mendapatkan beasiswa yang (mungkin) merupakan salah satu beasiswa asing paling populer untuk WNI, Australia Awards. And here I am, Melbourne, Australia, for two years Master degree with full scholarship!


Nantikan postingan saya berikutnya…   

Tidak ada komentar :

Posting Komentar