.quickedit{ display:none; }

Senin, 06 April 2015

JALAN-JALAN KE HONG KONG, SHENZHEN, DAN MACAU (PART II)

MENYUSUN RENCANA PERJALANAN


Sumber rujukan
Setelah tiket pesawat di tangan, langkah selanjutnya adalah mencari info lebih lanjut untuk urusan penginapan, transportasi, makanan, wahana, dan apa-apa saja yang akan dikunjungi, yang semuanya bermuara pada finalisasi itinerary dan budget. Ada tiga buku yang menjadi bahan rujukan saya yakni “2 Juta Keliling Macau, Hong Kong, dan Shenzhen”-nya Claudia Kaunang, “Wisata Hemat Hong Kong – Panduan Perjalanan Independen, Irit, dan Nyaman ke Hong Kong”-nya Agung Basuki, serta “Hong Kong - Step by Step” dari Insight Guides. Ketiga buku ini sangat membantu saya dalam menyusun itinerary dengan kelebihannya masing-masing. Claudia Kaunang menonjolkan sisi personal experience –nya sebagai pejalan independen dengan “rasa Indonesia”. Agung Basuki memberikan penjelasan cukup rinci soal transportasi dan wahana. Sedangkan Insight Guides membantu saya membuat rute-rute jelajah jalan kaki di kota Hong Kong (aktivitas yang sangat saya senangi) dari sudut pandang orang Barat. Ketiga sumber di atas sangat recommended. Selebihnya saya mengandalkan browsing di internet dengan melihat berbagai website dan blog-blog orang yang telah melakukan perjalanan serupa. Tapi perjalanan masing-masing kita sendiri tentunya bersifat personal. Jadi silakan ramu dan ciptakan formula itinerary Anda sendiri dengan merujuk sumber-sumber di atas.
Beginilah kondisi gedung penginapan
Saya cukup kaget saat mengetahui harga penginapan di Hong Kong cukup mahal untuk ukuran standar minimal (bahkan mungkin jelek) bagi backpacker. Pada awalnya saya menganggarkan 4 juta rupiah untuk budget penginapan selama 14 hari perjalanan tetapi mengalami revisi menjelang keberangkatan dan bahkan saat “on the spot”. Biaya konsumsi, transportasi, dan wahana-wahana ternyata nyaris di luar dugaan semua (baca; lebih mahal dari perkiraan). Setelah menjalani semuanya, saya berkesimpulan telah terjadi peningkatan biaya-biaya (terutama wahana) dari apa yang menjadi sumber rujukan saya. Macau adalah yang paling meleset segala-galanya sementara Hong Kong cenderung stabil. Shenzhen mengalami kenaikan biaya wahana meskipun dalam hal-hal lain terhitung paling murah dibanding Hong Kong dan Macau. 
Yang tersisa. Hiks
Pada akhirnya saya menghabiskan sekitar 9 juta selama perjalanan. Tapi itu sebenarnya masih bisa jauh ditekan karena saya belanja oleh-oleh cukup banyak di Kuala Lumpur (baca: cokelat, upss) dan souvenir di Hong Kong yang overbudget, yang keduanya memakan biaya sekitar 1,5 juta. Belum lagi dana makanan yang juga overbudget karena saya nggak tahan nggak nyobain beragam kuliner Hong Kong yang wuenaakkk! (tapi mahal!). Saya juga kalap makan di KL sebagai aksi balas dendam (hehehe). Ditambah pengeluaran di Macau yang meleset karena perencanaan yang kurang matang plus belanja-belanja yang nggak penting, maka ada sekitar 2 jutaan pengeluaran yang di luar rencana. Tapi nggak papalah…anggap saja saya lagi indulge myself karena saya lagi ultah, hahaha. Next time harus lebih ketat lagi mengatur dan mengeksekusi budget!
Penawaran menarik. Source: booking.com
Untuk mencari dan membooking penginapan, saya mengandalkan situs booking.com. Situs friendly user ini cukup menyenangkan bagi saya dibanding situs sejenis. Dengan situs ini kita bisa “icak-icak” booking tanpa perlu membayar apapun terlebih dahulu sampai batas waktu tertentu (beberapa bookingan bahkan memang bebas biaya tanpa kartu kredit dan cukup bayar di tempat). Meskipun beberapa bookingan meminta rincian kartu kredit sebagai jaminan, tapi pada praktek “ngibul”nya cukup hanya dengan memasukkan nomor kartu debit, biasanya tidak diverifikasi lebih lanjut. Sehingga kita cukup aman untuk membatalkan bookingan tanpa ditarik biaya. Trik (sesat) ini saya pelajari dari hasil blogwalking beberapa tahun yang lalu. Meskipun demikian, belajarlah untuk bertanggung jawab. Bila memang berencana membatalkan bookingan, segera batalkan dan informasikan penginapan yang bersangkutan. Kelebihan lainnya di situs ini adalah adanya diskon besar untuk member yang telah beberapa kali melakukan booking sehingga untuk bookingan selanjutnya kita akan mendapatkan penawaran harga yang menarik. Meskipun demikian, sama halnya dengan situs lain, cukup sulit mencari penginapan murah di beberapa kota termasuk Hong Kong dan Macau yang tersedia di situs ini, walaupun pada kenyataannya di lokasi, penginapan yang murah itu cukup banyak tersedia.
Not really bad lah
Setelah beberapa kali merombak bookingan, akhirnya saya memilih penginapan di tempat paling legendaris sejagat Kowloon Hong Kong, Chungking Mansion (CM) (MTR Tsim Sha Tsui/TST). Meskipun Mansion ini paling apalah-apalah… apa boleh baut, tidak ada pilihan lain karena di sinilah penginapan paling murah yang berhasil saya temukan. Hiks. Untuk first entry Hong Kong, semula saya akan menginap di HK Downtown Backpackers (juga di CM) seharga HKD 489 (Rp 821.000, belum termasuk biaya layanan 10%) untuk kamar single selama 3 malam. Sebenarnya penginapan ini cukup baik karena begitu saya booking, website guest house langsung mengirimkan e-mail konfirmasi dengan rincian cara menuju GH mereka mengingat CM cukup “horor”. Tapi setelah dilihat-lihat kembali review dan reputasi GH ini (hanya mendapat skor 4,9) di booking.com serta pertimbangan budget untuk lebih berhemat, akhirnya saya urung dan membatalkan menginap di sana. Karena masih dalam batas waktu yang diperbolehkan untuk membatalkan bookingan, maka tidak ada biaya pembatalan. Masih di CM, akhirnya saya memutuskan untuk menginap di kamar dorm dengan skor yang lebih baik (7,1) dan harga lebih hemat tentunya di Germany Hostel (HKD 387 all in untuk 3 malam).

Lumayan murah untuk ukuran Hong Kong
Untuk second entry HK (sepulang dari Shenzhen) saya membooking Tai An Guest House, Alhambra Building (stasiun MTR Jordan atau Ya Mau Tei) dengan alasan ganti suasana. Tarifnya HKD 590 (Rp 991.000) all in untuk male dormitory room selama 4 malam. Saya mempunyai plan mencari alternatif penginapan untuk second entry saat first entry di Hong Kong secara on the spot. Jadi bila menemukan penginapan yang lebih baik lokasi, suasana dan harganya, maka saya akan membatalkan bookingan di Tai An GH. Lucunya, saya memutuskan untuk kembali menginap di Germany Hostel di second entry karena terlanjur suka dan harga yang sangat murah (HKD 416 (Rp 699.000) all in untuk 4 malam (lagi-lagi) di kamar dorm, lumayan bangetkan untuk berhemat!). Pertimbangan lainnya karena di CM ini gampang mencari makanan halal dan posisinya sangat strategis, dekat dengan masjid, stasiun MRT TST, mall-mall, pelabuhan ferry, dan Victoria Harbour. Semuanya dalam jarak jalan kaki yang dekat. Sementara saya berpikir Tai An relatif jauh dari mana-mana.
Sialnya, saat saya kembali membooking di Germany Hostel, waktu untuk free cancelation di Tai An sudah habis meskipun masih 4 malam sebelum hari H saya menginap di Tai An! Tapi seperti trik “icak-icak” booking yang saya jelaskan di atas, tidak ada biaya yang (bisa) ditarik sama sekali. Coba kalau yang saya masukkan kartu kredit, maka HKD 590 itu sudah masuk ke tagihan saya. Sejujurnya saya menjadi tidak enak. Saya jadi deg-degan. Saat perjalanan dari Hong Kong menuju Shenzhen, beberapa kali handphone saya berdering dari nomor yang tidak saya kenal yang saya pikir (saking parnonya) dari pihak Tai An untuk konfirmasi dan klaim. Tapi saya cuekin saja. Cemas juga. Syukurlah akhirnya tidak ada masalah apa-apa. Hahaha…. jangan dicontoh ya. Lain kali pasti-pasti aja kalau booking meskipun trik “icak-icak” booking ini bisa dilakukan.
I think this is the best during my trip
Di Shenzhen saya mendapatkan penginapan yang cukup murah 130 Yuan (Rp 268.135) untuk 2 malam di kamar male dormitory di Shenzhen Beyond the Clouds Youth Hostel di Futian distrik. Lokasinya sangat strategis karena sangat dekat dengan stasiun MRT Gangxia (Luobu Line). Sementara di Macau (sialnya) saya tidak melakukan booking dan mencari penginapan secara go show di sekitar area Senado Square (Rua da Felicidade) dengan asumsi ada beberapa penginapan murah di sana. Hal ini akhirnya menjadi masalah di Macau karena waktu dan tenaga saya habis untuk muter-muter mencari penginapan yang akhirnya dapat yang tidak murah. Hiks. Pesan saya, lakukanlah booking lebih dulu agar tidak mengalami kesulitan seperti yang saya alami. Untuk dua malam terakhir di KL, saya menginap di Marquee Guest Houzz di lokasi yang sangat strategis tepat di sebalah Central Market dan hanya beberapa langkah dari stesen Pasar Seni. Harga yang didapat juga sangat murah yakni RM 46 untuk dua malam di kamar dorm yang sangat nyaman. Selain booking.com, ada banyak situs sejenis lain yang bisa dijajali seperti agoda.com, hostelworld.com, hostelbookers.com, asiatravel.com, airbnb.com, wego.co.id, tripadvisor.com, dan masih banyak lagi kalau kita mau sabar menjajal.
Tidak ada badak kopi, tidak bagus!
Selain soal penginapan, saya juga menyusun anggaran makan dan transportasi. Untuk 12 hari di China, semula saya menganggarkan biaya konsumsi Rp 100.000 per hari. Ternyata tidak cukup! Terutama di Hong Kong yang sekali makan berat minimal HKD 30 atau sekitar Rp 50.000, apalagi saya banyak jajan di luar menu berat. Tapi di Shenzhen cukup murah dan bisa berhemat. Harga seporsi nasi dengan lauk atau mie-miean khas Xinjiang di restoran muslim harganya 12-18 Yuan atau sekitar Rp 24.000-Rp 36.000. Murah banget untuk ukuran makan enak, halal, dan porsi yang kurang ajar banyaknya! Sementara di Macau saya tidak ketemu nasi karena memang agak susah mencari makanan halal dan murah. Satu kali makan di restoran muslim Xinjiang dengan menu mie khas Xinjiang seharga MOP 60 (sekitar Rp 100.000), selebihnya saya hanya mengandalkan chicken kebab Persia halal seharga 28 MOP (sekitar Rp 46.000) dan beberapa buah egg tart untuk sarapan dan camilan dari beberapa Pastelaria. Harga satu egg tart rata-rata MOP 8-9 (Rp 13.000-14.000an). Di Kuala Lumpur saya melampiaskan hasrat makan nasi dan aneka kuliner khas Melayu karena sudah 3 hari terakhir tidak ketemu nasi selama di Macau. Rata-rata makan berat di KL sekitar RM 6-9 (Rp 22.000-Rp 32.000) di Food Court Suria KLCC. Cukup murah dan enak banget! Sementara untuk jajanan goyang lidah di luar makanan berat saya mencoba es krim, jus, buah-buahan, teh dan kopi kaleng/kotak, dim sum, aneka gorengan, sate-satean, cake, sushi, dan ngafe beberapa kali buat ngupi-ngupi (saya kopi addict!). Beberapa kali saya juga membeli air mineral yang harganya tidak murah selama di China.
Beuuhhh... #lap iler

Dipersilakan kalap!

Mana boleh tahaaannnn.....
At least masih bisa dipakai kalau balik ke SZ
Di Hong Kong saya menggunakan kartu Octopus Card yang bisa digunakan untuk beragam moda transportasi (MTR, bus, tram, ferry) dan banyak pembayaran lainnya. Total biaya yang saya habiskan untuk Octopus sebesar HKD 250 dengan beberapa kali isi ulang. Di Shenzhen saya juga menggunakan Octopus Tong Card Shenzhen yang sialnya tidak bisa direfund!!!! Arrgghh…kesel banget, 100 Yuan harga kartu atau setara Rp 200.000 hilang begitu saja! Nggak canggih banget nih! Pesan moral; jangan pake Octopus Tong Card Shenzhen selama metode ini belum bisa refund! Lebih baik beli single journey tiket saja setiap kali naik MRT atau bus. Di Macau saya memanfaatkan free shuttle bus dari beberapa hotel dan juga bus kota yang cukup murah. Di KL, LRT jadi pilihan paling pas karena penginapan dan daerah yang saya tuju dekat dengan stasiun LRT. Selebihnya saya mengandalkan moda transportasi alami; kaki! Wkwkwk…. Seperti setiap kali jalan-jalan, siap-siap saja untuk jalan kaki sampai gempor! Lol.
Okehh…nantikan postingan saya selanjutnya yaaaa…. BERSAMBUNG.
 


5 komentar :

  1. Itu ittinery nya hk-shenzhen-macau gan? kalo dari shenzhen langsung ke macau adakah kapal fery nya..trims

    BalasHapus
  2. Itu ittinery nya hk-shenzhen-macau gan? kalo dari shenzhen langsung ke macau adakah kapal fery nya..trims

    BalasHapus
  3. Maaf mas Ian, saya sudah lama tidak up date lagi blog ini T T. Ferry ada kok dari Shenzhen langsung ke Macau

    BalasHapus
  4. Crita yg menarik bisa dijadiin pelajaran ��, oya Kalo dari macau ke shenzen itu pakai Visa ga kalo utk sehari atau 2 hari aja?

    BalasHapus
  5. Crita yg menarik bisa dijadiin pelajaran ��, oya Kalo dari macau ke shenzen itu pakai Visa ga kalo utk sehari atau 2 hari aja?

    BalasHapus