.quickedit{ display:none; }

Selasa, 24 April 2018

MENGENAL PTV, TRANSPORTASI PUBLIK DI VICTORIA, AUSTRALIA


Tram kebanggaan warga kota Melbourne
Sebenarnya saya adalah pencinta transportasi publik bila sedang jalan-jalan ke suatu daerah. Karena dengan naik transportasi publiklah kita bisa lebih melihat, mengamati, dan merasakan “what locals do” dengan ritme lokal sehingga jalan-jalan kita akan terasa lebih berkesan. Tapi kalau transportasi publiknya gaje kan males juga. Bukannya senang, yang ada malah nyusahin, bete, dan buang waktu. Syukurnya, Australia adalah negara yang transportasi publiknya (setidaknya untuk wilayah metropolitan) patut diacungi jempol! Secara umum, transportasi publik di Metropolitan Melbourne (dan negara bagian Victoria pada umumnya) sangat nyaman, aman, dan memadai (meskipun tidak bisa dibilang murah juga karena mahasiswa S2 seperti saya tidak dapat concession, sebel). Well, setidaknya new comer tidak terlalu mengalami kesulitan untuk bisa segera menjadi expert commuter. Oh... I love PTV.
Metroline at North Melbourne Station
Baiklah, sebelum memulai cerita jalan-jalan di Australia, ada baiknya saya menjelaskan apa itu PTV dan cara kerjanya terlebih dahulu. Jadi PTV (Public Transport Victoria) itu adalah perusahaan tunggal yang mengelola seluruh moda transportasi publik di negara bagian Victoria di mana Melbourne sebagai pusatnya. Adapun moda transportasi itu antara lain tram (kereta kecil), bus, Metro line/train (kereta warna biru), dan V-line (kereta warna ungu). Nah, berhubung penataan kota-kota di Australia (termasuk Melbourne) itu sangat rapi jali, jadilah coveran rute publik transportnya juga rapi dan teratur mengikuti desain kota. So, seperti postingan saya terdahulu, make sense kan kalau tata kota yang rapi itu sangat penting untuk kemudahan pengolalaan dan pengembangan baik hunian masyarakat maupun transportasi publik ke depannya.
Melbourne CBD. Source:http://id.maps-melbourne.com/melbourne-city-circle-tram-peta
Berdasarkan strukturnya, area paling tengah kota itu namanya CBD (central business district) dengan karakteristik sebagai tempat berkumpulnya pencakar langit kota. Di sinilah  tempat semua moda transportasi bermula dan berakhir. Selanjutnya CBD dikelilingi oleh inner suburb dengan radius kira-kira sejauh 5 sampai 10 kilometer dari CBD. Di sini masih terdapat beberapa bangunan tinggi tapi sudah tidak sebanyak dan setinggi di CBD. Tingkat kepadatan penduduk per kilometer per segi juga mulai berkurang. Inner suburb kemudian dikelilingi lagi oleh outer suburb dengan radius kira-kira mencapai 20 hingga 40 kilometer dari inner suburb. Di area ini biasanya hanya ada perumahan tapak saja sehingga kota terlihat rata dan renggang. Setelah outer suburb ini, seterusnya disebut regional, biasanya berupa daerah pedesaan dengan ladang-ladang pertanian dan pengembalaan yang luas, atau hanya lahan-lahan kosong berupa semak-semak khas Australia hingga akhirnya bertemu kembali dengan kota yang lain.
Flinders St. Station yang selalu sibuk
Di Melbourne sendiri, Flinders Street Station yang legendaris menjadi titik pusatnya CBD. Metroline berpusat di stasiun ini dan menjangkau hingga outer suburb. Sebagian besar rute metroline berada di bawah tanah saat berada di wilayah CBD mengikuti jalur city-loop, yakni jalur yang mengitari CBD dan akan keluar ke atas saat meninggalkan CBD. Sementara V-line yang berpusat di Southern Cross Station, yang terletak tak jauh dari Flinders St Station, adalah kereta dengan regional route (antar kota) dan sepenuhnya berada di atas tanah. Sementara itu, tram akan menghubungkan CBD dengan inner suburb dengan rel (yang sebagian besar) berada di atas jalan raya, berbagi dengan kendaraan bermotor lainnya. For your info, Melbourne, hingga tulisan ini dibuat, adalah kota dengan jalur tram (atau yang biasa disebut juga streetcar) paling ekstensif sedunia. Seingat saya, tidak kurang dari 20 jalur tram yang melayani kebutuhan transportasi penduduk Melbourne. Jadi wajar saja kalau tram menjadi moda transportasi paling favorit di Melbourne. Selebihnya, bus akan mengcover rute-rute (yang tidak terlalu ramai) yang tidak dilalui moda transportasi lainnya baik di CBD, inner maupun outer suburb.
           
Deket rumah. See those seliweran kabel-kabel tram?
Bebarapa ruas jalan di CBD hanya bisa dilalui oleh tram seperti misalnya di Bourke St dan Swanston St. Pembatasan kendaraan berpolutan di area CBD ini memiliki dampak positif yakni selain lalu lintas kota yang lebih teratur, udara yang lebih bersih, kebisingan kota dapat dikurangi (tram yang jalannya teratur di atas rel tidak sebising bus dan mobil yang seliweran tak henti-henti) serta “pace” kota yang terasa lebih “slow” sehingga kita merasa nyaman, santai dan tidak terburu-buru. Hal ini penting untuk kesehatan mental masyarakat di tengah hiruk pikuk kota. Sisi jeleknya, kabel-kabel listrik  yang mensuplai energi untuk tram ini sedikit merusak pandangan. Jujur saja, menurut saya Melbourne adalah kota di Australia yang langit-langitnya paling nggak lega dipandang karena semrawut kabel-kabel tram ini. Well, ada pros and cons di setiap hal. Hehehe...
            Lalu, bagaimana dengan sistem pembayaran dan tarif PTV ini? Ikuti postingan saya selanjutnya ya...