Pada postingan kedua sudah saya sungging singgung sedikit kalau saya dapet beasiswa. Benar, itulah yang membawa saya
ke negara yang dikenal dengan julukan Down Under (turun ke bawah? apaan sih?!)
ini. "Dapet beasiswa? Beasiswa apa? Kok bisa? Enak banget lo! Pengeenn… T T".
Ngok..ngok..ngok… Kira-kira, demikianlah reaksi kawan-kawan ketika tahu saya
dapet BS LN. Eitss…tahan dulu, tarik napas, saya mau bagi sedikit pengalaman dan tips, begini ceritanya…jreng, jreng.
Azas 1: Tidak ada yang
sesederhana mie instant; rebus 3 menit, tiriskan, aduk bumbu, hidangkan.
Melbourne CBD and Yarra River |
Seperti Malika si kedelai hitam
yang dibesarkan dengan sepenuh hati, impianmu buat kuliah di luar negeripun
harus diperjuangkan dengan segenap jiwa raga. Artinya, nyari
beasiswa itu gampang! Dapetinnya yang sulit! Bwhahaha…. Well, dari awal lulus
S1, saya sudah kepengen langsung bisa lanjut S2. Maunya sih di luar negeri,
biar berasa kayak di luar negeri gitu. Ya iyalah! Berhubung dari keluarga
sederhana, nggak mungkin saya nodong orang tua lagi buat biayain kuliah. Gaya
pulak kau mau ke luar negeri! Alhasil satu-satunya cara ya gimana biar kuliah
ada yang bayarin. Dan kalau bisa dibayarinnya full sampai ke akar-akarnya, eh.
Seperti yang saya bilang barusan,
tidak ada yang instant. Strategi biar dapet beasiswa sudah saya jalankan sejak
jaman S1. Dengan kemampuan akademik yang pas-pasan, saya usahain mati2an buat
dapet IPK kepala tiga (alhamdulillah, meskipun cuma lewat2 dikit, serius).
Tujuannya biar peluang untuk aplikasi BS tetap ada. Tapi jangan berkecil hati
buat yang nilainya pas-pasan, kalau udah rejeki pasti tetap dapet kok, tergantung
pemberi beasiswanya sih ;p. Tapi ya tetap harus diusahakan punya nilai bagus ya, karena sainganmu
itu ribuan. Selanjutnya saya gencar mencari info, baik melalui internet maupun
ikut seminar-seminar promosi gratis. Buatlah timetable dari semua jenis
beasiswa yang berhasil kamu himpun; apa syaratnya, kapan deadline aplikasinya
dan sebagainya. Cermati plus-minus dari setiap beasiswa. Di saat yang
bersamaan, mungkin kamu bisa mengirim beberapa aplikasi beasiswa sekaligus.
Ibarat menjaring ikan, tebarlah jala, kamu nggak akan pernah tau beasiswa mana
yang akan menjadi takdirmu.
Syarat aplikasi yang memakan
waktu dan biaya seperti IELTS/TOEFL sudah harus jauh-jauh hari diamankan. Jangan
udah mau mepet deadline baru luntang-lantung mempersiapkan sertifikatnya. Saya pribadi
sampai harus ikut kursus TOEFL sekian bulan sehabis lulus S1 demi mendapatkan
skor yang bisa diperhitungkan untuk aplikasi BS. Sertifikatnya bisa saya
gunakan untuk apply ke beberapa BS. Banyaklah bertanya dan membaca info-info
mengenai beasiswa ini. "Tapi jangan pulak tiap bentar kau tanya hal ecek-ecek yang infonya bisa kau cari sendiri di internet. Malas kau itu namanya. Kalau untuk itu aja udah malas kau, macam mana pulak mau masukin aplikasi." Gitu kata bang Lae dari Medan!
Azas 2; Tetap fokus, konsisten, SABAR dan DOA!
Flinders Street Station, Melbourne |
Bukan sekali kirim, gagal, terus
kamu nyerah! Kalau gagal, pelajari di mana letak kurangnya. Coba lagi, lagi dan
lagi. Di sinilah titik perbedaan orang yang berhasil dengan gagal. Banyak kawan-kawan
yang juga bermimpi buat dapetin BS LN. Tapi kemudian hanya sebatas mimpi tanpa
berusaha mewujudkannya. Yang tetap fokus tinggal sedikit. Yang gagal tapi tetap
mencoba lebih sedikit lagi. Hakikat perjuangan itu bukan saat kamu berhasil
mendapatkan apa yang kamu cari, tapi saat kamu mampu bangkit lagi dari
kegagalan. Kata pepatah Barat, the race doesn’t belong to the swift, but to
those who can endure. Bukan soal siapa cepat, tapi yang mampu bertahanlah yang
jadi pemenang. Jangan menyerah kalau katanya D’massive.
Selama masa-masa perjuangan ini,
kamu mungkin akan melewati waktu-waktu yang tidak menyenangkan,
pengalaman-pengalaman pahit dan getir, omongan-omongan sana-sini dari orang yang
skeptis dengan kamu yang menganggap kamu mungkin sedang mimpi di siang bolong.
Sandungan sana-sini. Bahkan mungkin muncul rasa pesimis dalam dirimu sendiri.
Percayalah, saya juga mengalami semua itu. Pesan saya cuma satu, bersabarlah. Yang
terpenting, jangan lupa minta doa restu orang tua dan karib-kerabat. Gabungkan
doa-doamu dan doa ayah bundamu. Biar makin moncer! Percaya deh sama Yang Di
Atas. Tetap berprasangka baik. Rejeki nggak kemana, kamu akan dapat di saat
yang tepat. Oh ya,…jangan lupa sedekah (dengan niat lillahi ta’ala),
mudah-mudahan kita semakin didekatkan dan dimudahkan dengan rejeki kita. Amin.
Singkat cerita, setelah 3 tahun
menanti, setelah berkali-kali gagal mencoba, mengalami kesulitan dan
penderitaan di sana-sini dan hampir putus asa, akhirnya, suatu hari, tanpa
pernah terbayangkan oleh saya (yang hidupnya biasa-biasa saja ini), dengan
mengucap ALHAMDULILLAH, saya mendapatkan beasiswa yang (mungkin) merupakan
salah satu beasiswa asing paling populer untuk WNI, Australia Awards. And here
I am, Melbourne, Australia, for two years Master degree with full scholarship!
Nantikan postingan saya
berikutnya…
Tidak ada komentar :
Posting Komentar